Sustainability woes threaten Asia’s universal healthcare schemes | Healthcare Asia Magazine
, Singapore

Sustainability woes threaten Asia’s universal healthcare schemes

Indonesia has accumulated a deficit of US$302m in 2015.

Universal healthcare may mean well, but it certainly does burn a hole in a nation’s pocket. And according to analysts, universal healthcare schemes are feeling the heat.

According to BMI Research, the financial sustainability of universal healthcare schemes will be an enduring challenge.

“This will apply to all markets in Asia Pacific: from Indonesia with the JKN accumulating a deficit of IDR4trn (USD302mn) in 2015, to Australia where the Pharmaceutical Benefit Scheme (PBS) has seen prescription drug spending rise from AUD4.5bn (USD3.2bn) in FY2002/2003 to AUD9.0bn (USD6.4bn) by FY2014/2015,” BMI Research said.

Additionally, some measures are expected to come from states, including cut medicine prices rather than to shift the burden onto consumers as a means of maintaining the sustainability of the respective universal healthcare schemes - as reflected in the Australian business environment.

“Navigating this will require multinational pharmaceutical firms to actively shift the conversation away from price, and towards the value that can be gained for the broader healthcare system,” BMI Research said.

Expectedly, BMI Research said universal healthcare has and will remain a key theme throughout the Asia Pacific.

“It has also started to gain traction in frontier markets where, for example, policymakers in both Cambodia and Laos have noted their aim of achieving universal healthcare by 2025. Bangladesh has a longer timeframe to achieve this, with the authorities signalling 2032 as their target; while the National League for Democracy (NLD) in Myanmar has also stated its aim of implementing the policy, though a specific date has yet to be set,” BMI Research said.
 

Pemindaian AI terkini meningkatkan diagnosa di Shin Kong Wu Ho-Su Memorial Hospital

Rumah sakit di Taiwan ini menggunakan teknologi endoskop yang dibantu AI untuk mendeteksi polip dan kamera resolusi tinggi untuk telemedis.

Kejeniusan dalam ‘SuperApps’ untuk perawatan kesehatan adalah akses dan jangkauan

Rumah sakit yang merangkul digitalisasi tetap unggul dalam layanan kesehatan.

Rumah Sakit Kanker Dharmais memimpin inovasi pelayanan kanker di Indonesia

Direktur Utama RS Kanker Dharmais Soeko Werdi Nindito Daroekoesoemo mengungkapkan teknologi canggih dan tujuh program unggulan untuk perawatan kanker.

Healthway Cancer Care Hospital memajukan perawatan holistik dengan harga yang wajar

Rumah sakit mengharapkan program kualitas dan kelangsungan hidup yang melayani keseluruhan perjalanan pasien.

MakatiMed menuju perawatan bedah presisi dengan sistem robotik Da Vinci Xi

Teknologi ini memungkinkan teknik invasif minimal dalam bidang urologi, hepatobilier, kardiovaskular, toraks, kebidanan dan ginekologi, serta bedah umum.

Indonesia memperluas dukungan solusi kesehatan menggunakan AI

Kolaborasi dengan Google Cloud sejalan dengan cetak biru pemerintah untuk transformasi kesehatan digital.

Indonesia merancang rencana induk untuk pengembangan kesehatan terpadu

Rencana induk sektor kesehatan negara (RIBK) selaras dengan mandat Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023.

The Medical City membuka jalan bagi integrasi AI dalam layanan kesehatan lokal dan penelitian dengan Lunit

AI telah diintegrasikan ke dalam layanan mamografi dan rontgen dada di jaringan rumah sakit ini.

Mayapada Healthcare Group meraih prestasi besar di Healthcare Asia Awards 2024

Pendekatan holistik yang dilakukan oleh rumah sakit tersebut mendorongnya maju dan menjadi standar industri.

Rumah Sakit Kanker Dharmais meraih dua kemenangan di Healthcare Asia Awards 2024

Sumber daya manusia yang kompeten, layanan, fasilitas, dan infrastruktur unggul membantu rumah sakit memberikan perawatan pasien yang sangat baik.