Hurdles persist in Southeast Asia's UHC push despite $160b healthcare spend | Healthcare Asia Magazine
, Thailand

Hurdles persist in Southeast Asia's UHC push despite $160b healthcare spend

Universal healthcare still struggles to take off in Myanmar and the Philippines.

Whilst the universal provision of medical services will contribute to healthcare spending in Southeast Asia, increasing from $160b in 2018 to $288b by 2023, the healthcare sector in the region is still seen to hit some roadblocks, particularly in countries like Myanmar, Philippines and Thailand, according to Fitch Solutions.

In 2014, Myanmar announced that it planned to achieve universal healthcare by 2030, in the midst of a slowing healthcare system. Out-of-pocket payments, shortage of skilled health workers, and limited access to diagnostic equipment and lifesaving drugs were the top challenges the country faced, and as a result, its macroeconomic outlook as well as extension prospect for universal healthcare, have diminished since then.

Things are looking up for the Philippines. A universal healthcare act was signed in February 2019, guaranteeing equitable access to quality and affordable healthcare for all Filipinos.

Consequentially, in September 2019, the Department of Health sought to introduce maximum retail prices on essential medicines in the Philippines, although such proposal is currently being discussed by the country’s lawmakers. Under these reforms, health technology assessments are also expected to be introduced in the country.

Similarly, Thailand has been putting in place several healthcare reforms, but is receiving backlash. In September 2018, a prominent health activist in Thailand attacked the government over reports that it plans to provide free medical service only to those earning less than THB100,000 a year. Meanwhile, “30 Baht Scheme,” a key part of Thailand’s universal healthcare system introduced in the early 2000s, have been repeatedly criticized by political entities in an aim to dismantle the scheme.

Pemindaian AI terkini meningkatkan diagnosa di Shin Kong Wu Ho-Su Memorial Hospital

Rumah sakit di Taiwan ini menggunakan teknologi endoskop yang dibantu AI untuk mendeteksi polip dan kamera resolusi tinggi untuk telemedis.

Kejeniusan dalam ‘SuperApps’ untuk perawatan kesehatan adalah akses dan jangkauan

Rumah sakit yang merangkul digitalisasi tetap unggul dalam layanan kesehatan.

Rumah Sakit Kanker Dharmais memimpin inovasi pelayanan kanker di Indonesia

Direktur Utama RS Kanker Dharmais Soeko Werdi Nindito Daroekoesoemo mengungkapkan teknologi canggih dan tujuh program unggulan untuk perawatan kanker.

Healthway Cancer Care Hospital memajukan perawatan holistik dengan harga yang wajar

Rumah sakit mengharapkan program kualitas dan kelangsungan hidup yang melayani keseluruhan perjalanan pasien.

MakatiMed menuju perawatan bedah presisi dengan sistem robotik Da Vinci Xi

Teknologi ini memungkinkan teknik invasif minimal dalam bidang urologi, hepatobilier, kardiovaskular, toraks, kebidanan dan ginekologi, serta bedah umum.

Indonesia memperluas dukungan solusi kesehatan menggunakan AI

Kolaborasi dengan Google Cloud sejalan dengan cetak biru pemerintah untuk transformasi kesehatan digital.

Indonesia merancang rencana induk untuk pengembangan kesehatan terpadu

Rencana induk sektor kesehatan negara (RIBK) selaras dengan mandat Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023.

The Medical City membuka jalan bagi integrasi AI dalam layanan kesehatan lokal dan penelitian dengan Lunit

AI telah diintegrasikan ke dalam layanan mamografi dan rontgen dada di jaringan rumah sakit ini.

Mayapada Healthcare Group meraih prestasi besar di Healthcare Asia Awards 2024

Pendekatan holistik yang dilakukan oleh rumah sakit tersebut mendorongnya maju dan menjadi standar industri.

Rumah Sakit Kanker Dharmais meraih dua kemenangan di Healthcare Asia Awards 2024

Sumber daya manusia yang kompeten, layanan, fasilitas, dan infrastruktur unggul membantu rumah sakit memberikan perawatan pasien yang sangat baik.